Siapa yang tidak sakit bila dikhianati pasangannya sendiri? Perselingkuhan menjadi salah satu penyebab perceraian dan keretakan dalam berumah tangga.
Perselingkuhan atau pengkhianatan dalam bahtera rumah tangga sangat berdampak buruk bagi kedua pasangan, bahkan pihak ketiga. Pihak yang dikhianati tidak hanya merasakan sakit hati, bahkan bisa mengalami trauma mendalam dan depresi.
Sebagian pasangan ada yang memutuskan pisah, namun banyak juga pasangan yang tetap bertahan dan memperbaiki bahtera rumah tangga mereka, kendati menjalaninya tidak mudah.
Ada beberapa nasehat yang menurut para ahli bisa digunakan untuk para pasangan suami istri yang perasaan hancur setelah mengalami musibah dalam perkawinan mereka. Perasaan yang kacau dan berkecamuk malah bisa membuat kedua belah pihak masuk ke jurang konflik terhadap diri sendiri yang semakin dalam.
Keputusan berpisah atau ingin memperbaiki kembali hubungan tidak serta merta mengobati luka yang terjadi. Ibarat kompas, pihak yang menjadi korban perlu arah agar kondisi psikologis tidak semakin parah.
Berikut nasehat beberapa ahli yang bisa menjadi pegangan bagi mereka yang mengalami keretakan dalam berumah tangga :
Berikan kesempatan memulihkan diri.
Bagi pasangan yang dikhianati melupakan perselingkuhan tentu tidak mudah. Peristiwa itu akan membekas lama dan sulit hilang.
Hal ini masuk akal, karena dasar pernikahan adalah kepercayaan atau trust. Menurut Filsuf Immanuel Kant, kepercayaan atau trust merupakan norma yang universal atau kategori imperatif dimana seorang harus bersikap dan bertindak sesuai dengan asas dan moral universal dan perselingkuhan adalah moral yang universal.
Barbara Bloomfield, seorang penasehat perkawinan dalam bukunya Dramas of Love and Sex menganjurkan proses bertahap, yakni memberikan kesempatan bagi diri sendiri untuk memulihkan diri dan menumbuhkan kepercayaan diri. Mencari pasangan baru menurut dia sangat “tricky” alias bisa menjebak anda ke dalam masalah baru.
Setelah mendapatkan pasangan. Cobalah ajak teman dekat atau sahabat untuk selalu menemani anda. Anda butuh teman untuk sharing dan curhat. Ini penting, karena ada butuh masuk orang lain tentang penampilan anda, gaya bahkan nasehat – nasehat yang sepertinya sepele tapi penting seperti merubah atau merenovasi rumah anda. Para sahabat ini akan membantu “me-remake” penampilan anda dan menjadikan anda tampil sebagai manusia baru dan menutup lembaran lama anda.
Dr. Madeline Mason Roantree, seorang psikolog di Amerika Serikat menganjurkan mereka yang terluka akibat perceraian bisa memulihkan kondisi kejiwaan dengan membangkitkan lagi kesenangan atau hobi lama, seperti melukis atau berkebun. Cara ini akan membantu untuk kembali berdiri tegak.
Madeline juga sepakat dengan Barbara, bergabunglah kembali dengan teman dan sahabat yang selama ini terabaikan karena rutinitas perkawinan. That What’s Friend Are For”
Jangan Terburu-buru.
Perselingkuhan memang menyakitkan, namun bukan kiamat bagi anda. Pengalaman penasehat perkawinan bisa menjadi paduan agar pasangan yang nyaris di tubir jurang ini bisa merajut kembali perkawinan mereka.
Banyak pasangan yang sedang dalam keadaan kalut memutuskan untuk segera berpisah ketika mengetahui salah satu pasangan mereka ketahuan selingkuh. Menurut Barbara, mereka sebagian besar mereka yang bercerai adalah pasangan yang tidak punya kemampuan menyelesaikan pertikaian mereka. Sebagian lagu malu mendatangi penasehat perkawinan untuk mencari solusi.
Salah satu cara yang baik adalah berpisah sementara agar kedua belah pihak bisa berfikir jernih sebelum memutuskan perceraian. Perceraian biar bagaimanapun juga memiliki dampak buruk tidak hanya bagi kedua belah pihak, namun juga anak-anak yang tidak tahu apa-apa.
Dengan berpisah sementara, biasa saja ada rasa rindu yang muncul dan bisa menyatukan kembali hubungan yang rusak.
Kenapa Berselingkuh ?
Nah, ini poin yang paling penting. Jika partner anda memiliki affair atau wanita lain, anda perlu bertanya kepada diri sendiri, kenapa hal ini terjadi? Dan sudah sampai sejauh mana perselingkuhan tersebut terjadi?
Tidak mudah mempertanyakan hal ini pada diri sendiri. Tetapi mengevaluasi hubungan anda selama ini lebih penting dibandingkan melupakan apa yang sudah terjadi. Saat mengevaluasi hubungan perkawinan selama ini membutuhkan understanding and forgiveness, mengerti dan memaafkan.
Jika ini bisa dilakukan, tidak menutup kemungkinan bahtera rumah tangga bisa terselamatkan.
Ingatlah selalu kata-kata Rumi, sang penyair
“Perpisahan hanya terjadi bagi mereka yang mencintai mata. Tetapi bagi mereka yang sungguh-sungguh mencintai dengan hati dan jiwa, tidak akan ada perpisahan”
Tips sederhana dan semoga bermanfaat :
- Menangis dan bersedihlah. Selama tidak merusak, jangan sumbat emosi anda.
- Jangan membanding diri anda dengan pihak ketiga yang merusak rumah tangga anda. Fokus untuk bangkit dan menumbuhkan percaya diri.
- Jangan terobsesi dengan apa yang terjadi dan memikirkan detil peristiwa. Hindari dan pikirkan jalan keluar.
- Jangan pendam masalah anda. Berbicaralah dengan teman dan keluarga agar derita anda terbagi dan membuat emosi anda tenang.