Ada cara sederhana dan murah mengusir depresi.
Badan Kesehatan Dunia, WHO menghitung sekitar 322 juta orang di dunia mengidap depresi. Menurut American Psychiatric Association, depresi adalah penyakit medis yang umum, namun serius. Kendati bisa sembuh, depresi sangat menganggu aktifitas anda sehari-hari.
Gejala depresi yang paling ringan adalah perasaan sedih atau kehilangan selera atau minat untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Dalam tingkatan tertentu, depresi juga bisa menyebabkan berkurangnya nafsu makan, sulit tidur hingga kehilangan energi. Bahkan seseorang bisa sulit berkonsentrasi dan berfikir.
Depresi ternyata juga bermacam-macam. Hal ini penting bagi seseorang untuk mengetahuinya agar bisa segera mengambil tindakan sehingga tidak semakin parah.
Secara garis besar ada beberapa jenis depresi
Major Depressive Disorder : Biasanya gejala MDD si penderita mengalami kesedihan sangat mendalam, bahkan si penderita bisa menyakiti diri sendiri atau bahkan bunuh diri.
Persistent Depressive Disorder : Depresi jenis ini umum terjadi. Namun gejalanya sering datang dan pergi. Terkadang dalam waktu yang cukup lama hingga tahunan.
Bipolar Disorder : Tanda-tandanya adalah perubahan mental yang sangat drastis. Pengidap bipolar bisa sewaktu-waktu sedih dan merasa putus asa. Namun tiba-tiba bisa merasa senang dan semangat berlebihan ( moody ).
Postpartum Depression : Secara umum biasanya yang mengalami depresi ini adalah wanita karena pengaruh perubahan hormon saat kehamilan.
Premenstrual Dysphoric Disorder : Depresi ini banyak dialami wanita menjelang menstrual. Bisanya si penderita mudah emosi, cepat tersinggung dan cemas berlebihan. Namun depresi jenis ini akan hilang bila menstruasi juga hilang.
Olah Raga Obat Yang Mujarab
Biasanya bila anda mengidap gejala depresi, dokter atau pskiater akan segera memberikan obat antidepresan atau SSRI ( Selective Serotonin Reuptake Inhibitor ) untuk mengurangi depresi yang anda alami.
Sebenarnya, dari hasil penelitian, selain SSRI, berolahraga, jalan kaki atau jogging sangat membantu mengurangi depresi bahkan kabarnya dua kali lipat lebih efektif dibanding menelan obat antidepresan.
Universitas Queensland, Australia pernah melakukan riset. ternyata berjalan kaki adalah obat yang mujarab untuk mengurangi depresi. Hal ini bisa anda lakukan beberapa kali dalam seminggu. Para peneliti di Universitas tersebut bahkan berkeyakinan agar sembuh dari depresi tidak memerlukan obat-obatan. Anda hanya perlu rutin berolah raga, minimal berjalan kaki atau jogging.
Jogging dan jalan kaki ini sangat dianjurkan baik bagi kaum pria maupun wanita. Cara ini sangat efektif dan murah. Hanya yang dibutuhkan adalah niat dan kemauan. Bagi manula, bisa juga melakukan yoga atau qigong. Cara ini juga efektif mengurangi depresi.
Selain jalan kaki atau joging, berdansa juga dianjurkan untuk orang yang mengalami depresi walaupun sejauh ini belum ada hasil penelitian yang memberikan bukti yang kuat. Namun, tidak ada salahnya untuk berdansa karena membuat hati senang dan bergembira.
Bila anda mengemari gym, atau olah raga dengan intensitas tinggi, tetap lanjutkan. Gym sangat baik karena bisa mengalihkan pikiran yang membebani apalagi dilakukan bersama orang lain atau grup.
Depresi Hilang Dengan Bersilahturahmi
Selain berolahraga, pengidap depresi sebaiknya juga mengingkatkan silahturahmi dengan sahabat atau teman-teman yang baik ( bukan teman toxic ). Membina persahabatan dan sangat baik untuk mengurangi beban pikiran. Hindari diskusi yang serius. Sebaliknya isi percakapan dengan suasana santai dan humoris. Cara ini juga akan semakin efektif bila berlangsung di alam terbuka tanpa sekat – sekat yang membatasi.
Andrea Heissel dari Universitas Postdam, Jerman melakukan penelitian yang menyebutkan berolahraga bisa mengurangi depresi. Kepada Washington Post, Andrea mengatakan dari 41 penelitian terhadap 2,265 orang yang mengidap depresi, berolahraga ternyata mengurangi depresi secara siginifikan dibanding mereka yang tidak berolahraga. Ia menganjurkan tidak perlu berlari maraton hingga memeras keringat, namun cukup berolah raga rutin.
Tinggal masalahnya seberapa banyak atau sering penderita depresi berolah raga. Pertanyaan ini belum mendapat jawaban yang pasti. Menurut Karmel Choi, seorang psikolog dari Harvard medical School dan Massachusetts General Hospital mengatakan, terapi atau perngobatan terhadap orang depresi tidak berlaku sama bagi semuan orang, namun bergantung pada setiap individu. Sehingga, seperti apa jenis olahraga yang perlu dan seberapa sering frekuensinya, pengukurannya sesuai kebutuhan setiap penderita.
Para ahli memang belum sepakat soal ini. Namun, Andrea menganjurkan sebaiknya penderita berkonsultasi lebih dahulu dengan dokter apakah perlu berolah raga sebagai terapi utama atau sekedar tambahan.